MAKALAH
Upaya Peningkatan Motivasi Belajar
Siswa
pada Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup
melalui Pendidikan Kontekstual dikelas IV
SDN 2 Kaduagung Barat Kecamatan
Cibadak
Disusun untuk memenuhi syarat tugas KPPI
(Kenaikkan Pangkat Penyesuaian Ijazah)
Disusun oleh
Nama : METI HERIAWATI, S.Pd
NIP : 197803192008012007
Unit
Kerja : SDN 2 KADUAGUNG BARAT
Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak
UPTD
Pendidikan dan Kebudayaan
Kecamatan Cibadak
Kabupaten Lebak
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas petunjuk dan anugerahnya saya dapat menyusun Makalah tentang “Upaya
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup
melalui Pendekatan Kontekstual dikelas IV SDN 2 Kaduagung Barat” dengan baik.
Dalam menyusun Makalah ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari
berbagai Pihak, saya tidak mungkin mampu menyelesaikannya.
Dengan kerendahan hati, saya
menyadari sepenuhnya bahwa Makalah yang saya susun ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu semua saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya
harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat
diterima dan bermanfaat bagi semua Pihak.
Rangkasbitung, November 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………………….i
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………………….ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Tujuan………………………………………………………………………………………3
C. Rumusan
Masalah………………………………………………………………………..4
BAB
II GAMBARAN UMUM
A. Isi…………………………………………………………………………………………...6
B. Keadaan
Sekarang……………………………………………………………………….8
C. Keadaan kedepan yang di
inginkan…………………………………………………...10
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….12
B. Saran……………………………………………………………………………………...12
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………...13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan Pembelajaran didalam Kelas
merupakan salah satu tugas utama guru, pembelajaran merupakan kegiatan yang
ditujukan untuk membelajarkan siswa berupa serangkaian kegiatan interaksi
timbal balik antara siswa dengan gurunya. Antar siswa dengan siswa, maupun
antar siswa dengan lingkungannya dalam situasi yang kondusif dan bermakna.
Keberhasilan pelaksanaannya sangat
ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas, memfasilitasi peserta
didik dalam penguasaan-penguasaan konsep, membangkitkan minat dan motivasi
belajar peserta didik sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna.
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran tidak terlepas dari 2 faktor penentu
yaitu faktor Internal dan faktor Eksternal. Adapun faktor Internal siswa yaitu
yang berkaitan dengan bakat, motivasi belajar. Sedangkan faktor Eksternalnya
yaitu yang berkaitan dengan yang ada diluar diri anak itu sendiri, yaitu
lingkungan, guru atau orang-orang yang
ada disekitar anak, situasi dan kondisi yang mendukung atau tidak bagi
keberlangsungan pembelajaran anak.
Pembelajaran selama ini masih
konvensional dengan guru sebagai sentra pendidikan, pembelajaran sering terjadi
komunikasi satu arah sehingga pembelajaran membosankan dan monoton. Guru
mendominasi kegiatan dan informasi seakan-akan guru adalah yang paling tahu,
sementara siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Pembelajaran terjadi secara
verbalisme tanpa ada kegiatan yang bermakna menyentuh kehidupan langsung
peserta didik.
Gejala gaya belajar sejenis yang
terjadi diatas kehendaknya tidak terjadi lagi. Selaku pendidik dan pengajar
penulis berupaya memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi selama ini baik
yang berlangsung didalam maupun diluar ruangan kelas, khususnya pembelajaran dikelas
IV dalam penggunaan Kurikulum 2013 yaitu Kurikulum :
“TEMATIK
INTEGRATIF”
Sehubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran yang berkaita dengan tema 3 (Peduli terhadap makhluk hidup)
semester I dikelas IV SDN 2 Kaduagung Barat Kecamatan Cibadak. Ada beberapa
permasalahan-permasalahan yang muncul selama pembelajaran berlangsung,
diantaranya yaitu :
1. Rendahnya tingkat penguasaan peserta
didik terhadap konsep-konsep yang berkaitan dengan tema 3 pada pembelajaran ke
3 dikelas IV.
2. Rendahnya penggunaan alat peraga dan
media pembelajaran yang berhubungan dengan tema 3 pada pembelajaran 3 dikelas
IV.
3. Rendahnya minat dan motivasi siswa
kelas IV dalam pembelajaran 3 pada tema 3.
Oleh karena itu, penulis memprioritaskan
salah satu masalah yang dianggap paling mendesak untuk segera dicarikan
solusinya. Dalam hal ini penulis mencoba memecahkan masalah yang berkaitan
dengan minat dan motivasi siswa kelas IV yang rendah dengan menggunakan
pendekatan kontekstual atau Contekxtual Teaching and Learning (CTL). Dimana
pendekatan ini menitik beratkan pada aktivitas peserta didik secara penuh, baik
fisik maupun mental. Sehingga, materi atau konsep-konsep pembelajaran ditemukan
sendiri oleh anak, bukan hasil pemberian dari orang lain. Dalam pembelajaran
yang menggunakan pendekatan ini peserta didik bukan menghafal, tetapi proses
berpengalaman dalam kehidupan nyata.
B. Tujuan
Penelitian yang akan dilakukan ini
bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran kelas IV khususnya pada
pembelajaran 3 dengan tema Peduli terhadap makhluk hidup yang pada akhirnya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Kaduagung Barat Kecamatan
Cibadak. Melalui pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning
(CTL) yang menitik beratkan pada proses pengalaman dalam kehidupan nyata.
Penelitian
ini bermanfaat bagi :
1. Siswa
Tercapainya
kompetensi siswa kelas IV SDN 2 Kaduangung Barat Kecamatan Cibadak dalam
pembelajaran 3 pada tema “Peduli terhadap makhluk hidup”, melalui pendekatan
kontekstual, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar secara optimal.
2. Guru
Diperoleh
metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam pelaksanaan suatu
pembelajaran khususnya pada tema peduli terhadap makhluk hidup, yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, kondisi, situasi, lingkungan
dan tingkat perkembangan siswa, sehingga guru bertindak kreatif dan inovatif
dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.
3. Sekolah
Manfaat
langsung bagi lembaga yaitu :
a.
Adanya
peningkatan hasil belajar kelas IV pada pembelajaran 3 dengan tema “Peduli
terhadap makhluk hidup”, sebagai input bagi sekolah.
b.
Meningkatkan
kualitas pendidikan di SDN 2 Kaduagung Barat Kecamatan Cibadak.
c.
Menjunjung
nama baik sekolah dimata dunia pendidikan khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
C.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
paparan latar belakang diatas, maka untuk jelasnya permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut : “Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa pada tema
peduli terhadap makhluk hidup” melalui pendekatan kontekstual dikelas IV SDN 2
Kaduagung Barat.
Untuk memecahkan masalah peningkatan minat dan motivasi belajar kelas lV pada tema peduli terhadap makhluk hidup SDN 2 Kaduagung Barat Kecamatan Cibadak rencananya akan menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learening / CTL) dengan melalui tindakan sebagai berikut :
1. Setiap Konsep-konsep yang Esensi ditanamkan
melalui pendekatan kontekstual yang dikolaborasikan dengan teknik simulasi dan
game kartu kata yang dilengkapi dengan media ajar / benda langsung.
2. Pelaksanaan Pendekatan kontekstual dilakukan
dalam kelompok-kelompok kecil sehingga lebih efektif dalam penanaman konsep
yang dikehendaki sesuai tujuan.
3. Pemberian tugas terstruktur dengan menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
4.
Melakukan Evaluasi
Melalui
pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sebagai implikasi dari peningkatan
minat dan motivasi belajar siswa kelas IV, sehingga pembelajaran bermakna bagi
peserta didik. Melalui pendekatan kontekstual ini terjadi peningkatan hasil
pembelajaran pada tema peduli terhadap makhluk hidup khususnya dengan
ketuntasan belajar mencapai 75% dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
BAB
III
GAMBARAN
UMUM
A.
Isi
1.
Hakikat
Belajar
Banyak
pengertian belajar telah dikemukakan oleh para ahli, salah satunya ialah
menurut Gagne (1984), bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian belajar tersebut
terdapat tiga ciri utama belajar yakni : Proses, Perubahan perilaku dan
pengalaman.
Belajar
adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar jika pikiran dan perasaannya aktif. Aktif pikiran
dan perasaan itu tidak dapat diamati, akan tetapi dirasakan oleh yang mengalami
(pembelajar). Guru hanya dapat melihat manifiestasinya saja, yaitu berupa
kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri
peserta didik.
Hasil
belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku, seseorang yang belajar
akan berubah perilakunya atau bertambah baik yang berupa pengetahuannya,
keterampilan motoriknya, atau penguasaan nilai-nilai sikapnya.
Belajar
adalah mengalami yakni belajar terjadi didalam Interaksi antara individu dengan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social. Lingkungan
pembelajaran yang baik adalah lingkungan yang menarik rangsangan siswa dan
menantang sikap peserta didik untuk giat belajar. Pengertian ini sejalan dengan
pendapat teori belajar Behaviorisme dimana lingkungan sangat berperan untuk
menentukan perubahan tingkah laku seseorang.
Belajar
menurut B.F Skinner sebagai tokoh belajar “Operant Conditioning” bahwa belajar
menghasilkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati, sedangkan perilaku dan
belajar diubah oleh kondisi lingkungan. Teori Skinner sering disebut Teori
Operant Conditioning.
2.
Pendekatan
Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL).
Menurut
Blanchard (2001) Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu
konsepsi yang membantu Guru meningkatkan konten mata pelajaran dengan situasi
dunia nyata dan motivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan.
Kontekstual
jika diartikan dalam bahasa Inggris adalah keadaan, situasi atau kejadian,
kontekstual berasal dari bahasa Latin yaitu : Con With Textual = Woven.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu cara menyajikan
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata. Sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Contextual
Teaching and Learning (CTL) menekankan kepada proses belajar yang
diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Dalam proses
pembelajaran CTL tidak mengharapkan siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi
proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
Nur
(2001) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kontekstual menekankan pada berfikir
tingkat tinggi dan transfer pengetahuan lintas disiplin. Pelaksanaan pembelajaran
kontekstual dilakukan dengan cara merencanakan, menggunakan dan mengembangkan
keterampilan tingkat tinggi.
Pembelajaran
kontekstual mendorong peserta didik untuk dapat berperilaku yang dibangun
diatas kesadaran sendiri. Siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan
mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing. Pembelajaran kontekstual bisa
terjadi dimana saja dalam konteks dan setting yang berada sesuai dengan
kebutuhan.
B. Keadaan Sekarang
Berdasarkan
paparan dimuka makan dianggap perlu untuk melakukan suatu penelitian mengenai
pendekatan pembelajaran kontekstual ini dimana :
1.
Subjek
penelitian ini rencananya terdiri dari siswa kelas IV SDN 2 Kaduagung Barat
Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak, Banten dengan jumlah peserta didik sebanyak
37 orang yang terdiri 20 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.
2.
Tempat
penelitian dilaksanakan dikelas IV SDN 2 Kaduagung Barat Kecamatan Cibadak
Kabupaten Lebak dengan alamat Jl. Sumur Tatah Desa Kaduagung Barat kecamatan
Cibadak.
3.
Waktu
Penelitian
Waktu
penelitian dilaksanakan selama 3 hari antara lain melalui tahap prasiklus,
siklus 1 dan siklus 2.
Penelitian
yang dilaksanakan yakni sebuah bentuk penelitian yang bersifat reflektif
deskriptif yang dilakukan sendiri oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran
secara langsung dengan berorientasi pada pemecahan masalah dan bukan hanya
mendeskripsikan masalah yang bersifat kontekstual atau berupa siklus yaitu :
Penelitian –
Tindakan – Penelitian – Tindakan….. dan seterusnya. Penelitian ini menggunakan
model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggani, yakni dengan istilah
populernya adalah bentuk spiral, dimana kegiatan penelitian ini dilaksanakan
minimal 2 siklus sesuai dengan kebutuhan.
Contextual
Teaching and Learning (CTL) didesain untuk mendorong siswa agar dapat
mengkontruksi sendiri pengetahuannya proses pengamatan dan pengalaman. Karena
pengetahuannya hanya fungsional manakala dibangun oleh individu itu sendiri.
Sehingga pengetahuan yang diperolehnya bermakna. Oleh karena itu tujuan yang
ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan peserta didik, maka dalam
pembelajaran kontekstual, keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagai
cara, diantaranya ; Evaluasi proses, hasil karya siswa, Performance, rekaman
observasi, wawancara, unjuk kerja dan lain-lain.
Pembelajaran
kontekstual didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir
secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,
akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses
perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal,
akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan
sendiri materi yang harus dipahaminya.
Contextual
Teaching and Learning (CTL) menempatkan peserta didik sebagai subjek, artinya
siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan
menggali sendiri materi pembelajaran yang harus dipahaminya. Dengan kata lain
bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu model pembelajaran yang berpusat
pada siswa (student centre), peran guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing
yang memberikan arahan dan bantuan pada siswa yang mengalami kesulitan pada
pelaksanaannya.
Pemahamannya
yang mantap tentang suatu konsep dalam pembelajaran akan diperoleh siswa
manakala peserta didik dilibatkan langsung dalam proses mengamati dan mengalami
sendiri. Sehingga, proses menemukan dan mencari sendiri materi pembelajaran
yang harus dipahaminya sangat optimal dan bermakna bagi anak.
Melalui
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ini, siswa mampu berfikir
logis dan sistematis serta memiliki keterampilan sikap ilmiah yang mendukung
pencapaian kompetensi yang diterapkan pada perencanaan pembelajaran.
Pembelajaran
kontekstual mengarah pada pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV yaitu
pada tarap operasional formal yakni yang berusia sekitar 10-12 tahun. Pada masa
ini ingin diakui kemampuan atau keberadaannya disekitar lingkungan anak
tersebut. Anak mengamati dan mengalami langsung apa yang harus
dipahaminya.
C. Keadaan kedepan yang di inginkan
Pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan proses dan kualitas
hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Kaduagung Barat Kec. Cibadak secara optimal.
Melalui pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat didesain
tindakan operasionalnya sebagai berikut :
1.
Tiap
konsep baru yang Esensial khususnya yang berkaitan dengan tema peduli terhadap
makhluk hidup ditanamkan dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dengan melakukan pengamatan, game bermain kartu tentang peduli
terhadap makhluk hidup.
2.
Pelaksanaan
penanaman konsep dengan pendekatan CTL dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil,
baik yang dilaksanakan diluar kelas maupun didalam kelas.
3.
Pemberian
tugas terstruktur dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
4.
Pembahasan
dan analisis hasil kerja siswa.
5.
Melakukan
evaluasi sejauh mana keberhasilan dalam pencapaian kompetensi yang dikehendaki.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa melalui pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning
(CTL) dimana berorientasi langsung pada aktivitas peserta didik itu sendiri (student
centre). Sehingga, siswa mengalami sendiri pada pembelajaran tersebut dan bukan
hanya sekedar mengahafal konsep-konsep yang dipelajarinya. Untuk itu upaya yang
harus dilakukan adalah mendorong siswa agar dapat mengkontruksi sendiri
pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman. Sehingga, dapat
meningkatkan kualitas pendidikan secara optimal.
B. Saran
Dengan
adanya pendekatan pembelajaran kontekstual ini, diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pendidikan serta menjunjung tinggi nama baik sekolah dimata dunia
pendidikan khususnya dan masyarakat pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Aisya nyimas,
dkk 2007. Pengembangan pembelajaran
ilmu pengetahuan alam SD Jakarta
:Dirjen Dikti Depdikbud.
Hudaya Herman,
1990. Strategi belajar mengajar
Bandung : Ikip.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar