kursor variasi

Domo-kun Cute

Senin, 16 Februari 2015

novel freedom of kingdom

POTRET MIMPIKU DI PUNCAK KINGDOM TOWER

                Fotografi… satu kata Sembilan huruf ini mulai menjadi bagian dalam hidup gue sejak satu tahun yang lalu, tepatnya waktu gue kelas 3 SMP. Awalnya sih gue Cuma iseng-iseng aja jepret-jepret pemandangan di sekitar rumah. Gue memang lebih suka motret daripada dipotret, soalnya menurut gue, gue itu bukan type orang yang photogen alias photo genic.
                Selain gue, Papa juga suka banget sama yang namanya Fotografi. Kata Mama, Papa mulai suka fotografi saat masih kuliah. Wuihh… udah lama banget kan?
                Papa bekerja di sebuah restoran sebagai seorang manajer. Akan tetapi, terkadang Papa juga membutuhkan kamera dalam bekerja. Oleh karena itu, saat gue kelas 3 SMP, Papa beli kamera DSLR! Wow! Siapa sih yang nggak ngiler? Apalagi, bagi yang suka fotografi seperti gue.
                Waktu liburan sekolah, Papa ngajarin gue cara menjadi fotografer yang baik dan dapat menghasilkan foto yang berkualitas. Jelas saja gue langsung kegirangan nggak jelas.
                Pagi-pagi, waktu matahari sedang bersinar dengan cahayanya yang paling hangat dan mempesona, gue sudah stand by  di teras depan rumah meskipun udara pagi masih so cool alias dingin banget karena hujan mengguyur daerah rumahku sejak tadi malam. Embun-embun berbentuk bulat menghiasi dedaunan menciptakan suatu nuansa tersendiri yang memikat hati.
                Setelah ditunggu-tunggu, akhirnya Papa keluar dari rumah dan mengalungkan sebuah kamera DSLR yang mengkilat! Tangan gue rasanya gatel banget pengen cepet-cepet nyoba jepret sana jepret sini pake kamera mahal. Tapi, ternyata gue harus belajar teknik-tekniknya dulu. Hmp! Langsung lemes deh gue. Bukan Cuma pelajaran di sekolah aja yang penuh dengan teori dan teknik-teknik.
                Papa jelasin semua hal tentang fotografi, mulai dari kecepatan, nilai F, focus, bukakan diafragma, ISO, dan teknik-teknik lainnya. Meskipun rasanya susah banget mencerna semua teori tentang fotografi, tapi gue bisa memahami sedikit demi sedikit.
                Nah tibalah saat yang gue tunggu-tunggu, waktunya jepret-jepret! Gue langsung memvonis embun-embun sebagai objek fotografi. Gue memakai tangan kanan untuk memencet tombol utama dan tangan kiri untuk menahan lensa yang beratnya luar biasa, apalagi kalau lensa makro! Berat sih, tapi jempol seratus pun masih belum bisa mendeskripsikan kualitas gambarnya yang keren banget!
                Mulai saat itu, gue suka banget sama yang namanya fotografi. Gue juga mulai suka baca majalah-majalah fotografi. Ada keinginan di hati gue bahwa suatu saat bisa memenangkan suatu kontes fotografi dan hasil jepretan gue dilihat banyak orang. Kebayang kerennya kan?
               



Gue mulai serius mempelajari segala seluk-beluk fotografi dari mana aja! Setiap liburan, gue Hunting sama Papa dan Kakak. Sebenernya sih Cuma jalan-jalan di sekitar rumah. Tapi, karena daerah rumah gue masih banyak pepohonan, jadi gampang banget buat nemuin objek. Objek favorit gue adalah serangga (khususnya kupu-kupu dan kumbang), embun dan bunga-bungaan. Setiap selesai Hunting, gue dengan penuh sukacita ngedit foto-foto hasil jepretan di Photoshop dan gue kumpulin di satu folder.
                Di SMA, banyak juga yang suka sama fotografi, termasuk Hilda, Siwi, dan Wiji, teman-teman sekelas gue. Kadang, gue dan Hilda saling cerita tentang fotografi dan membuat orang yang nggak tau fotografi jadi bingung bahkan justru jadi penasaran.
                Dalam memperingati HUT sekolah bakal diadakan lomba fotografi! Waaa! Rasanya gue melayang deh sampai langit ketujuh! Tanpa ragu-ragu, saat rapat dalam menentukan penanggung jawab kelas untuk masing-masing lomba, gue langsung mengajukan diri bersama Wiji dan Siwi.
                Setelah menerima tanggung jawab ini, gue semakin giat mencoba-coba di rumah, terutama dalam mengedit foto di Photoshop. Lomba dibagi menjadi dua, yaitu bertema bebas dan bertema All About Smansabara. Gue, Siwi, dan Wiji sering banget berdebat masalah objek yang akan digunakan dalam lomba bertema bebas.
                Setelah melalui perdebatan yang nggak kalah ramenya dengan debat capres cawapres, akhirnya ditemukan kesepakatan kalau mereka akan menyumbangkan karya-karya terbaik dan membebaskan gue untuk memilih satu yang terbaik. Bagi fotografer amatir seperti gue, memilih karya seni yang terbaik itu susahnya bagaikan melebihi susahnya soal-soal OSN! Biar adil, akhirnya gue minta Papa untuk memilih dan ternyata Papa memilih hasil karya gue, yaitu foto kupu-kupu untuk yang bertema bebas dan foto taman sekolah untuk yang bertema All About Smansabara!
                Rasanya hati gue berdebar-debar full of joy! Gue langsung ngedit foto terbaik gue dengan sebaik-baiknya dan malam-malam kurang kurang dari dua belas jam menjelang deadline, gue langsung melesat ke tempat cetak foto. Keesokkan harinya, kedua foto yang sudah disertai dengan keterangan itu langsung gue serahin ke bagian OSIS yang menjadi penanggung jawab lomba. I wish I could be the winner!
                Malamnya, gue langsung nulis “Memenangkan Lomba Fotografi dalam HUT Smansabara” di catatan “List of My Dream”, gue ngerasa kalau mimpi gue ini benar-benar tinggi, bahkan mungkin setinggi puncak Kingdom Tower di Arab Saudi.
                Gue selalu berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa semoga Dia mengabulkan mimpi yang tinggi ini meskipun gue yang pendek dan apa adanya ini bakal susah untuk mencapainya.
               



Tepat dihari H, semua foto dipajang di papan pengumuman di pinggir lapangan dan dilihat semua siswa SMAN 1 Banjarnegara. Rasanya hati gue seneng sekaligus berdebar-debar. Gue merasa saingan terberat gue adalah Hafidh, siswa seangkatan gue yang kemampuan fotografinya sudah menjadi buah bibir. Bahkan, gue sempat pesimis waktu melihat kerennya foto Penari Bali karyanya meskipun teman-teman gue berkali-kali memuji hasil karya gue yang menurut mereka bagus banget. Bahkan, sampai ada yang ngira gue ngambil di google! Gimana nggak sebel coba? Mungkin… karena terlalu bagus kali ya? Hahaha…
                Ini adalah hari pengumuman semua lomba. Gue yang bertubuh pendek selalu berada di barisan paling depan. Satu per satu juara dari berbagai lomba mulai disebutkan hingga sampailah pada pengumuman lomba fotografi. Begitu sedih hati gue ketika ternyata kelas gue nggak menang. Rasanya gue pengen nangis, bahkan teman-teman gue sampai nggak terima kalau kelas gue nggak menang.

                Ternyata, kelas gue memang nggak memenangkan tema All About Smansabara, tapi kelas gue memenangkan yang bertema bebas! Gue dan teman-teman sekelas gue langsung lompat-lompat kegirangan. Pertama kalinya gue mengikuti lomba fotografi dan bisa memenangkannya! Ya, inilah potret hidup gue yang paling berharga, potret mimpiku di Puncak Kingdom Tower.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar